HARI INI HARUS LEBIH BAIK DARIPADA SEMALAM...ANDA ADALAH GOLONGAN YANG BERUNTUNG........
Friday, October 26, 2012
Tuesday, October 16, 2012
SaaT ku Ke SeOrAngan
SAMA-sama lah kita ingat-mengingati sebab kita tidak lepas dari melkukan DOSA...
" Wahai anak Adam, apa yang telah engkau persiapkan saat malam pertamamu nanti di alam kubur? Tidakkah engkau tahu, bahawa ia adalah malam yang sangat mengerikan. Malam yang kerananya para ulama' serta orang-orang yang soleh menangis dan orang-orang bijak mengeluh. Apa tidaknya, kala itu kita sedang berada di dua persimpangan dan di dunia yang amat berbeza."
dipetik daripada : indahnya-mimpi-ini.blogspot.com
" Wahai anak Adam, apa yang telah engkau persiapkan saat malam pertamamu nanti di alam kubur? Tidakkah engkau tahu, bahawa ia adalah malam yang sangat mengerikan. Malam yang kerananya para ulama' serta orang-orang yang soleh menangis dan orang-orang bijak mengeluh. Apa tidaknya, kala itu kita sedang berada di dua persimpangan dan di dunia yang amat berbeza."
"Suatu
hari pasti engkau akan tinggalkan tempat tidurmu (di dunia), dan
ketenangan pun menghilang darimu. Bila engkau berada di kuburmu pada
malam pertama, demi Allah, fikirkanlah untung nasibmu dan apa yang akan
terjadi padamu di sana?"
Hari
ini kita berada di dunia yang penuh keriangan dengan anak-anak,
keluarga dan sahabat handai, dunia yang diterangi dengan lampu-lampu
yang pelbagai warna dan sinaran, dunia yang dihidangkan dengan pelbagai
makanan yang lazat-lazat serta minuman yang pelbagai, tetapi pada
keesokannya kita berada di malam pertama di dalam dunia yang kelam
gelap-gelita. Lilin-lilin yang menerangi dunia adalah amalan-amalan yang
kita lakukan, dunia sempit yang dikelilingi tanah dan bantalnya juga
tanah.
Pada
saat kita mula membuka mata di malam pertama kita di alam kubur,
segala-galanya amat menyedihkan, tempik raung memenuhi ruang yang sempit
tapi apakan daya semuanya telah berakhir. Itukah yang kita mahukan?
Pastinya tidak bukan? Oleh itu beramallah dan ingatlah sentiasa betapa
kita semua akan menempuhi MALAM PERTAMA DI ALAM KUBUR! Ingatlah ayat
al-Quran bagi mereka yang mahu dikembalikan ke dunia setelah mati:
"Ya
Tuhanku, kembalikanlah aku semula (ke dunia), agar aku dapat berbuat
amal soleh terhadap apa yang telah kutinggalkan (dahulu)." (Surah Al-Mu'minun, ayat 99-100)
Wahai saudaraku, tidakkah engkau menangis atas kematian dan sakaratul maut yang bakal menjemputmu?
Wahai saudaraku, tidakkah engkau menangis atas kuburan dan kengerian yang ada di dalamnya?
Wahai
saudaraku, tidakkah engkau menangis kerana takut akan hausnya di hari
penyesalan? Wahai saudaraku, tidakkah engkau menangis kerana takut
kepada api Neraka di Hari Kiamat nanti?
Sesungguhnya kematian pasti menghancurkan kenikmatan para penikmatnya. Oleh itu, carilah (kenikmatan) hidup yang tidak ada kematian di dalamnya.
"Ya Allah, tolonglah kami ketika sakaratul maut!"dipetik daripada : indahnya-mimpi-ini.blogspot.com
Monday, October 08, 2012
KUNCI KEKAYAAN HIDUP
Banyak orang kaya yang merasa seolah-olah menguasai harta, padahal dialah yang dikuasai harta. Orang yang menjadikan harta sebagai tujuan dan melakukan segala cara untuk mendapatkannya adalah orang yang telah diperbudak oleh harta dan kesenangan dunia. Rasa berkecukupanlah yang membuat orang bisa berdaya memberi dan berbagi. Sebaliknya, seseorang yang secara materi kaya, tet
api
mentalnya masih berkekurangan dan tamak, tak akan mampu mengeluarkan
hartanya di jalan Allah Ta’ala. Ia malah ingin menyimpan
sebanyak-banyaknya lagi. Mengambil dan mengambil. Orang demikian telah
diperalat oleh hartanya. Seorang yang bertauhid, hanya menjadi hamba
Allah Ta’ala, bukan hamba selain-Nya. Ia hanya rela dikuasai oleh Allah
Ta’ala, bukan selain-Nya.
Orang seperti Abdurrahman bin Auf mampu memberikan hartanya sampai sekian banyak bukan karena ia kaya raya, tetapi karena ia mampu menguasai hartanya
Dia pernah menyedekahkan 700 ekor unta beserta muatannya berupa kebutuhan pokok dan barang perniagaan kepada kaum Muslim. Ia juga pernah membeli tanah senilai 40 ribu dinar atau setara Rp 55 miliar untuk dibagi-bagikan kepada para istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan fakir miskin. Ia juga pernah menginvestasikan tak kurang 500 ekor kuda perang dan 1.500 ekor unta untuk jihad fi sabilillah.
Ketika wafat ia pun masih sempat mewasiatkan 50 ribu dinar untuk diberikan kepada veteran perang Badar. Masing-masing pahlawan mendapat jatah 400 dinar atau setara Rp 560 juta.
Tidak semestinya kelebihan harta menghalangi kita untuk meraih ridha Allah Ta’ala. Harta yang dicari dengan jalan tidak halal jelas hanya akan mempersulit perjalanan menuju Allah Ta’ala. Harta yang dicari dengan jalan halal tetapi belum digunakan di jalan Allah, juga masih belum bernilai di sisi-Nya.
Harta yang telah disedekahkan di jalan Allah Ta’ala, itulah investasi abadi yang akan dilipatgandakan balasannya oleh Allah Ta’ala. Sementara harta yang tersimpan, saat maut menjemput, pasti akan kita tinggalkan di dunia ini. Hanya amal yang akan menyertai kita menghadap Allah Ta’ala kelak.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berdabda, ”Ada tiga perkara yang mengikuti mayit sesudah wafatnya, yaitu keluarganya, hartanya, dan amalnya. Yang dua kembali dan yang satu tinggal bersamanya. Yang pulang kembali adalah keluarga dan hartanya, sedangkan yang tinggal bersamanya adalah amalnya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Orang seperti Abdurrahman bin Auf mampu memberikan hartanya sampai sekian banyak bukan karena ia kaya raya, tetapi karena ia mampu menguasai hartanya
Dia pernah menyedekahkan 700 ekor unta beserta muatannya berupa kebutuhan pokok dan barang perniagaan kepada kaum Muslim. Ia juga pernah membeli tanah senilai 40 ribu dinar atau setara Rp 55 miliar untuk dibagi-bagikan kepada para istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan fakir miskin. Ia juga pernah menginvestasikan tak kurang 500 ekor kuda perang dan 1.500 ekor unta untuk jihad fi sabilillah.
Ketika wafat ia pun masih sempat mewasiatkan 50 ribu dinar untuk diberikan kepada veteran perang Badar. Masing-masing pahlawan mendapat jatah 400 dinar atau setara Rp 560 juta.
Tidak semestinya kelebihan harta menghalangi kita untuk meraih ridha Allah Ta’ala. Harta yang dicari dengan jalan tidak halal jelas hanya akan mempersulit perjalanan menuju Allah Ta’ala. Harta yang dicari dengan jalan halal tetapi belum digunakan di jalan Allah, juga masih belum bernilai di sisi-Nya.
Harta yang telah disedekahkan di jalan Allah Ta’ala, itulah investasi abadi yang akan dilipatgandakan balasannya oleh Allah Ta’ala. Sementara harta yang tersimpan, saat maut menjemput, pasti akan kita tinggalkan di dunia ini. Hanya amal yang akan menyertai kita menghadap Allah Ta’ala kelak.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berdabda, ”Ada tiga perkara yang mengikuti mayit sesudah wafatnya, yaitu keluarganya, hartanya, dan amalnya. Yang dua kembali dan yang satu tinggal bersamanya. Yang pulang kembali adalah keluarga dan hartanya, sedangkan yang tinggal bersamanya adalah amalnya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dipetik daripada : facebook.com/pages/Yusuf-Mansur-Network/
Subscribe to:
Posts (Atom)