|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
HARI INI HARUS LEBIH BAIK DARIPADA SEMALAM...ANDA ADALAH GOLONGAN YANG BERUNTUNG........
Friday, May 18, 2012
RIYADHAH 40 HARI .
Saturday, May 12, 2012
Matematika Dasar Sedekah 1
Buat Saudara yang ikut KuliahOnline di wisatahati.com, dan sudah
mengikuti Kuliah Dasar Tauhid, pembahasan ini sudah ga asing. Juga buat
Saudara yang mengikuti Kuliah 100 Kasus Sedekah, pembahasan ini pun
sudah ga asing. Apalagi buat Saudara yang rajin mengikuti tayangan
wisatahati sejak dari MNC dulu (Nikmatnya Sedekah), hingga sekarang
ini, di ANTV. Insya Allah sudah ga asing lagi dah.
Hanya kali ini, saya buat seri kuliah sedekah untuk social media, baik lewat Twitter, BB, FB, dan media-media jejaring lainnya. Dan saya masukkan ke dalam kuliah inspirasi dan motivasi untuk beberapa seri ke depannya. Apa tujuannya dibuat seri ini? Saya berharap Saudara mau mengajarkan sedekah ini kepada yang lain. Saudara pahami, dan Saudara ajarkan kepada yang lain. Juga tentu saja, supaya semakin semangat berbagi, dan paham seluk beluk sedekah.
Ok, kita mulai dari pembahasan paling jadul, he he he.
Apa yang Saudara lihat dari matematika di bawah ini?
10-1 = 19
10-2 = 28
10-3 = 37
10-4 = 46
10-5 = 55
10-6 = 64
10-7 = 73
10-8 = 82
10-9 = 91
10-10 = 100
Bukannya 10 dikurang 2 itu 8?
Bukan. Lihat angka-angka di atas.
Berapa?
10 dikurang 1 itu 19, dan 10 dikurang 2 itu 28.
Koq?
Semakin dikurangi, semakin gede bilangan hasilnya ya?
Ya, sebab itu bukan matematika manusia. Itu Matematika Allah. Matematika Sedekah. Matematika pertambahan. Sedangkan kalau matematika manusia, matematikanya matematika pengurangan. Sehingga pertanyaannya ketika kita bersedekah mengeluarkan harta kita adalah: Tinggal berapa? Bukan jadi berapa. Dihitungnya sedekah sebagai pengeluaran. Bukan sebagai investasi.
Menurut matematika manusia, tinggal 9 jika kita memberi 1 dari 10 yang kita punya. Tapi kalau matematika sedekah, pertanyaannya adalah: Jadi berapa jika kita sedekah 1 dari 10 yang kita punya? Maka jawabannya: Jadi 19. Tidak ada itu pengurangan. Yang ada adalah penambahan, pelipatan.
Ya, saya sebut juga matematika pelipatan. Sebab Allah memang memberi penggantian lebih kepada mereka yang mau bersedekah. 2x lipat, 10x lipat, 700x lipat, hingga bilangan pelipat yang tak terbatas dari Allah.
Hitung-hitungan matematika di atas memakai bilangan pengembalian dari Allah 10x lipat (Baca Qs. 6: 160). Kalau pake bilangan pengali 700x lipat? Jumlahnya akan wow! Amazing! Luar biasa! 10-1 = 709! (Baca Qs. 2: 261).
Lihat tabel berikut ini:
10-1 = 709
10-2 = 1408
10-3 = 2107
10-4 = 2806
10-5 = 3505
10-6 = 4204
10-7 = 4903
10-8 = 5602
10-9 = 6301
10-10 = 7000
Lihat? Punya 10, disedekahkan 10-10 nya, malah jadi 7000! Pembahasan ini ketemu pembahasan menariknya saat membahas sedekkah dan rizki, sedekah dan gaji, sedekah dan usaha, sedekah dan bisnis.
Lihat cuplikan implementasi berikut ya:
Gaji` : Rp. 1.000.000,-
Sedekah : Rp. 1.000.000,-
Hasil 10x lipat : Rp. 10.000.000,-
Hasil 700x lipat : Rp. 700.000.000,-
Tidak salah jika para guru, para orang tua, mengajarkan sedekah. Supaya berlipat-lipat lagi rizki buat kita.
Itu belum bicara BONUS++ berupa ampunan Allah, kasih sayang Allah, ridho Allah, surganya Allah.
Belum.
Ini baru gigi 1. Begitu saya bilang kalo bicara tentang matematika ini. Baru bicara matematika sedekah.
Belum bicara juga konversian balasan sedekah berupa jawaban Allah bagi hajat dan masalah kita: Anak keturunan, jodoh, keluarga, pekerjaan, karir, keuangan, kesehatan dan soal-soal lain.
Kita pun belum bicara tentang sedekah dan doa, sedekah dan keikhlasan, sedekah dan kesabaran, sedekah dan baik sangka, sedekah dan tawakkal, sedekah dan istiqomah, sedekah dan ibadah, sedekah dan kesehatan, sedekah dan umur panjang, sedekah dan surga, sedekah dan neraka, sedekah dan cinta Allah, sedekah dan cinta Rasul. Belum. Baru bicara matematika dasar sedekah. Matematika dasar pun akan dibahas beberapa seri ke depan. Insya Allah.
Menarik sekali membahas mengapa sedekah koq ga dibalas? Boleh ga sedekah dengan mengharapkan sesuatu balasan? Boleh ga sedekah ke orang tua sendiri, atau ke keluarga sendiri? Boleh ga sedekah sementara kita punya hutang? Apakah sedekah bisa bener-bener mendatangkan jodoh, anak, pekerjaan, rumah, mobil? Kapan sedekah bisa cepet dibalas Allah? Kapan sedekah malah ditolak Allah? Bagaimana sedekah yang benar itu? Gimana pula memperbesar pahala sedekah? Bisa kah orang miskin bersedekah seperti orang kaya? Bisakah seorang yang tidak punya, membangun masjid? Membangun sekolah dan pesantren? Apa yang tidak bisa ditembus dengan sedekah?
Di buku saya atas izin Allah, Introduction to the miracle (miracle of giving), pertanyaan-pertanyaan ini saya jawab melalui KuliahOnline. Dan sekarang saya berbagi dengan Saudara melalui seri Kuliah Inspirasi dan Motivasi Wisatahati. Mudah-mudahan dapat izin dan ridha-Nya.
Oh ya, mulai seri ke-3 nanti, atau pembahasan matematika dasar sedekah 2 dst., seri ini saya tulis saban minggu malam saja ya. Saban minggu malam jam 20.00, insya Allah Saudara bisa mendownload tulisan ini atau sekedar berbagi dengan yang lain.
Sampe ketemu di pembahasan berikutnya.
Untuk yang mau ikut pembahasan bismillaah dan a’uudzu billaah, sampe ketemu di Pesantren Daarul Qur’an. infonya, silahkan baca ulang tulisan sebelumnya, yang judulnya: Ada yang ga suka sama saya. Ada di sana.
Makasih ya.
Salam, Yusuf Mansur - www.wisatahati.com.
Dipetik daripada -www.wisatahati.com
Hanya kali ini, saya buat seri kuliah sedekah untuk social media, baik lewat Twitter, BB, FB, dan media-media jejaring lainnya. Dan saya masukkan ke dalam kuliah inspirasi dan motivasi untuk beberapa seri ke depannya. Apa tujuannya dibuat seri ini? Saya berharap Saudara mau mengajarkan sedekah ini kepada yang lain. Saudara pahami, dan Saudara ajarkan kepada yang lain. Juga tentu saja, supaya semakin semangat berbagi, dan paham seluk beluk sedekah.
Ok, kita mulai dari pembahasan paling jadul, he he he.
Apa yang Saudara lihat dari matematika di bawah ini?
10-1 = 19
10-2 = 28
10-3 = 37
10-4 = 46
10-5 = 55
10-6 = 64
10-7 = 73
10-8 = 82
10-9 = 91
10-10 = 100
Bukannya 10 dikurang 2 itu 8?
Bukan. Lihat angka-angka di atas.
Berapa?
10 dikurang 1 itu 19, dan 10 dikurang 2 itu 28.
Koq?
Semakin dikurangi, semakin gede bilangan hasilnya ya?
Ya, sebab itu bukan matematika manusia. Itu Matematika Allah. Matematika Sedekah. Matematika pertambahan. Sedangkan kalau matematika manusia, matematikanya matematika pengurangan. Sehingga pertanyaannya ketika kita bersedekah mengeluarkan harta kita adalah: Tinggal berapa? Bukan jadi berapa. Dihitungnya sedekah sebagai pengeluaran. Bukan sebagai investasi.
Menurut matematika manusia, tinggal 9 jika kita memberi 1 dari 10 yang kita punya. Tapi kalau matematika sedekah, pertanyaannya adalah: Jadi berapa jika kita sedekah 1 dari 10 yang kita punya? Maka jawabannya: Jadi 19. Tidak ada itu pengurangan. Yang ada adalah penambahan, pelipatan.
Ya, saya sebut juga matematika pelipatan. Sebab Allah memang memberi penggantian lebih kepada mereka yang mau bersedekah. 2x lipat, 10x lipat, 700x lipat, hingga bilangan pelipat yang tak terbatas dari Allah.
Hitung-hitungan matematika di atas memakai bilangan pengembalian dari Allah 10x lipat (Baca Qs. 6: 160). Kalau pake bilangan pengali 700x lipat? Jumlahnya akan wow! Amazing! Luar biasa! 10-1 = 709! (Baca Qs. 2: 261).
Lihat tabel berikut ini:
10-1 = 709
10-2 = 1408
10-3 = 2107
10-4 = 2806
10-5 = 3505
10-6 = 4204
10-7 = 4903
10-8 = 5602
10-9 = 6301
10-10 = 7000
Lihat? Punya 10, disedekahkan 10-10 nya, malah jadi 7000! Pembahasan ini ketemu pembahasan menariknya saat membahas sedekkah dan rizki, sedekah dan gaji, sedekah dan usaha, sedekah dan bisnis.
Lihat cuplikan implementasi berikut ya:
Gaji` : Rp. 1.000.000,-
Sedekah : Rp. 1.000.000,-
Hasil 10x lipat : Rp. 10.000.000,-
Hasil 700x lipat : Rp. 700.000.000,-
Tidak salah jika para guru, para orang tua, mengajarkan sedekah. Supaya berlipat-lipat lagi rizki buat kita.
Itu belum bicara BONUS++ berupa ampunan Allah, kasih sayang Allah, ridho Allah, surganya Allah.
Belum.
Ini baru gigi 1. Begitu saya bilang kalo bicara tentang matematika ini. Baru bicara matematika sedekah.
Belum bicara juga konversian balasan sedekah berupa jawaban Allah bagi hajat dan masalah kita: Anak keturunan, jodoh, keluarga, pekerjaan, karir, keuangan, kesehatan dan soal-soal lain.
Kita pun belum bicara tentang sedekah dan doa, sedekah dan keikhlasan, sedekah dan kesabaran, sedekah dan baik sangka, sedekah dan tawakkal, sedekah dan istiqomah, sedekah dan ibadah, sedekah dan kesehatan, sedekah dan umur panjang, sedekah dan surga, sedekah dan neraka, sedekah dan cinta Allah, sedekah dan cinta Rasul. Belum. Baru bicara matematika dasar sedekah. Matematika dasar pun akan dibahas beberapa seri ke depan. Insya Allah.
Menarik sekali membahas mengapa sedekah koq ga dibalas? Boleh ga sedekah dengan mengharapkan sesuatu balasan? Boleh ga sedekah ke orang tua sendiri, atau ke keluarga sendiri? Boleh ga sedekah sementara kita punya hutang? Apakah sedekah bisa bener-bener mendatangkan jodoh, anak, pekerjaan, rumah, mobil? Kapan sedekah bisa cepet dibalas Allah? Kapan sedekah malah ditolak Allah? Bagaimana sedekah yang benar itu? Gimana pula memperbesar pahala sedekah? Bisa kah orang miskin bersedekah seperti orang kaya? Bisakah seorang yang tidak punya, membangun masjid? Membangun sekolah dan pesantren? Apa yang tidak bisa ditembus dengan sedekah?
Di buku saya atas izin Allah, Introduction to the miracle (miracle of giving), pertanyaan-pertanyaan ini saya jawab melalui KuliahOnline. Dan sekarang saya berbagi dengan Saudara melalui seri Kuliah Inspirasi dan Motivasi Wisatahati. Mudah-mudahan dapat izin dan ridha-Nya.
Oh ya, mulai seri ke-3 nanti, atau pembahasan matematika dasar sedekah 2 dst., seri ini saya tulis saban minggu malam saja ya. Saban minggu malam jam 20.00, insya Allah Saudara bisa mendownload tulisan ini atau sekedar berbagi dengan yang lain.
Sampe ketemu di pembahasan berikutnya.
Untuk yang mau ikut pembahasan bismillaah dan a’uudzu billaah, sampe ketemu di Pesantren Daarul Qur’an. infonya, silahkan baca ulang tulisan sebelumnya, yang judulnya: Ada yang ga suka sama saya. Ada di sana.
Makasih ya.
Salam, Yusuf Mansur - www.wisatahati.com.
Dipetik daripada -www.wisatahati.com
Friday, May 11, 2012
KEMULIAAN ORANG YANG SOLAT DHUHA.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Sahabat Fillah..
Orang yang suka memulai di pagi harinya dengan menyebut dan
mengagungkan Allah dengan melakukan shalat dhuha yakni shalat sunnat dua rakaat
sekali, dua kali, tiga kali atau empat kali sesudah naik matahari kira-kira
antara jam 7 sampai dengan jam 11, Allah SWT akan menjamin baginya dengan
jaminan istimewa di dunia dan akhirat.
Perbuatan tersebut adalah kebiasaan yang dilakukan
Rasulullah SAW selama hidupnya, sebagaimana beberapa keterangan antara lain :
"Telah berkata Abu Huraerah : Kekasih saya, (Nabi
Muhammad SAW) telah berwasiat tiga perkara kepada saya, yaitu puasa tiga hari
tiap-tiap bulan, sembahyang dhuha dua rakaat dan sembahyang witir sebelum
tidur". (Hadits Shahih Riwayat Bukhari Muslim).
"Ada orang bertanya kepada Aisyah : Adakah Rasulullah
SAW sembahyang dhuha? Jawabnya : Ada, empat rakaat, dan terkadang ia tambah
yang dikehendaki oleh Allah". (H.R. Muslim).
"Telah berkata Ummu Hani : Rasulullah SAW pernah pergi
mandi, dan dilindungi oleh Fatimah, kemudian ia ambil kainnya, lalu berselimut
dengan itu, kemudian ia sembahyang delapan rakaat, sembahyang Dhuha".
(Riwayat Bukhari Muslim 318 - Pengajaran Shalat).
Memang SHALAT DHUHA merupakan keistimewaan yang luar biasa,
sebab manusia akan merasa berat dan bahkan terlalu berat disaat-saat yang
tanggung untuk berangkat kerja atau sedang kerja (sekitar jam 7 hingga jam 11),
dia menyempatkan diri dulu buat melakukan shalat sunnat tersebut.
Padahal dirasa berat hanyalah apabila belum biasa dan belum
tahu keistimewaannya. Lain halnya dengan orang yang sudah tahu keistimewaannya
dan imannya pun cukup kuat, tentu walau bagaimanapun keadaannya, apakah dia mau
berangkat, ataukah sedang dikantor, tentu ia mengutamakan shalat itu barang
sebentar, ia merasa sayang akan keutamaan ridha Allah yang ada pada shalat
tersebut.
Keutamaan shalat DHUHA dalam pahalanya memadai buat
mensucikan seluruh anggota tubuh yang padanya ada hak untuk dikeluarkan
shadaqahnya. Sebagimana keterangan Rasulullah SAW bahwa setiap persendian itu
ada hak untuk dikeluarkan shadaqahnya. Sedang dengan tasbih, tahmid, takbir dan
amar ma'ruf nahyil munkar, cukuplah memadai buat kafarat kepada haq tersebut.
Tapi semua itu cukuplah memadai dengan shalat DHUHA dua rakaat :
"Dari Abu Huraerah ridliyallhu 'anhu, Rasulullah SAW
bersabda : Pada tiap-tiap persendian itu ada shadaqahnya, setiap tasbih adalah
shadaqah, setiap tahmid adalah shadaqah, setiap tahlil adalah shadaqah, setiap
takbir adalah shadaqah (bacaanya : SUBHANALLAH/MAHA SUCI ALLAH,
ALHAMDULILLAH/SEGALA PUJI BAGI ALLAH, LAA ILAHA ILLALLAHU/TIADA TUHAN SELAIN
ALLAH, ALLHU AKBAR/ALLAH MAHA BESAR), setiap amar ma'ruf nahyil munkar itu
shadaqah. Dan cukuplah memadai semua itu dengan memperkuat/melakukan dua rakaat
shalat dhuha" (Riwayat Muslim - Dalilil Falihin Juz III, hal 627).
Dalam hadits qudsi disebutkan bahwa shalat empat rakaat
dipagi hari, Allah bakal menjamin dan mencukupkan segalanya dengan limpahan
barakah sepanjang hari itu, sehingga bathinpun akan terasa damai walau apapun
tantangan hidup yang merongrong, karena dia telah sadar semua itu ketetapan
Allah :
"Hai anak Adam, tunaikanlah kewajibanmu untuk KU, yaitu
sembahyang empat rakaat pada pagi hari, niscaya Aku akan mencukupi sepanjang
harimu (Hadits Riwayat Imam Ahmad, Abu Ya'la).
Dengan lafadz lain berbunyi :
"Hai anak Adam, bersembahyanglah untuk KU empat rakaat
pada pagi hari, aku akan mencukupimu sepanjang hari itu" (Riwayat Ahmad
dari Abi Murrah).
Coba renungkankan isi daripada do'a setelah shalat dhuha
itu, nadanya seolah-olah memaksa untuk diperkenankan oleh Allah. Dan memang
demikianlah lafadz do'a tersebut diajarkan oleh Rasulullah SAW :
"Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuha
(milik) Mu, kecantikan ialah kencantikan (milik) Mu, keindahan itu keindahan
(milik) Mu, kekuatan itu kekuatan (milik) Mu, kekuasaan itu kekuasaan (milik)
Mu, dan perlindungan itu perlindungan Mu".
Ya Allah, jika rizqiku masih diatas langit, turunkanlah
(berlafadz perintah), dan jika ada di didalam bumi, keluarkanlah, jika sukar,
mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu
dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan Mu, limpahkanlah kepada
kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba Mu yang
shaleh".
Itulah keistimewaan dan keutamaan shalat DHUHA, didunia
memberikan keberkahan hidup kepada pelakunya, diakheratpun /di hari kiamat
orang itu dipanggil/dicari Tuhan untuk dimasukkan ke dalam syurga, sebagaimana
sabda Nya didalam hadits qudsi :
"Sesungguhnya di dalam syurga, ada pintu yang dinamakan
pintu DHUHA, maka ketika datang hari kiamat memanggillah (yang memanggil
Allah), dimanakah orang yang selalu mengerjakan sembahyang atas Ku dengan
sembahyang DHUHA? inilah pintu kamu, maka masuklah kamu ke dalam syurga dengan
rahmat Allah". (Riwayat Thabrani dari Abu Huraerah).
Wallahu a'lam
Semoga bermanfaat .
Dipetik daripada FB Betapa Kecilnya Kita di Hadapan Allah
Subscribe to:
Posts (Atom)